#

Minggu, 28 Februari 2010

SBA 2: ISIM


Pada bab sebelumnya kita sempat menyinggung tentang isim. Artinya, secara global anda tentu sudah mengenal isim serta contoh-contohnya, (Apabila anda sudah lupa, silahkan anda pelajari kembali bab sebelumnya!)

Nah, pada bab ini kita akan fokus untuk membahas tentang isim secara lebih terperinci. Supaya lebih mudah, kita akan membagi isim dari 2 sudut pandang, yaitu: 1. Dari sisi jenisnya 2. dari sisi jumlahnya.

Dilihat dari sisi jenisnya, maka kita dapat membagi isim menjadi 3 bagian yaitu:
1. Isim Muanas. Yaitu isim yang berjenis perempuan. Mungkin anda merasa sedikit aneh mendengarnya, ”kok isim ada yang berjenis perempuan?” Namun ini hanya sebuah istilah yang populer dalam kaedah Bahasa Arab. Adapun yang dimaksud dengan berjenis perempuan disini adalah isim yang huruf akhirnya adalah huruf ta` marbutoh, yaitu huruf seperti ini: (ﺓ). Contoh:



ﻠﻐﺔ (lughotun) : Bahasa
ﺘﺭﺒﻳﺔ (tarbiyatun) : Pendidikan
ﻜﻟﻳﺔ (kulliyatun) : Fakultas
ﺇﺪﺍﺮﺓ (idarotun) : Kantor
ﻤﺭﺃﺓ (mar`atun) : Wanita

Silahkan anda hafalkan 5 kosakata diatas sebelum melanjutkan pelajaran!

Apabila anda memperhatikan 5 kata yang baru saja anda hafalkan diatas, maka anda mendapati bahwa huruf terakhir dari isim-isim tersebut adalah ta` marbutoh (ﺓ). Nah inilah yang dimaksud dengan isim muanas atau isim yang berjenis perempuan. Sederhanyanya, anggap saja huruf tak marbutoh (ﺓ) yang berada diakhir setiap isim adalah sebuah tanda ke-perempuanan untuk sebuah isim. Sangat sederhana bukan?

2. Isim Mudzakar. Nah, ini adalah lawan kata isim muanas, yaitu isim yang berjenis kelamin laki-laki. Adapun yang dimaksud dengan berjenis laki-laki disini adalah isim yang huruf terakhirnya bukan huruf ta` marbutoh (ﺓ). Contoh:

ﺮﺠﻝ (rojulun) : laki-laki

ﻤﺩﻳﺭ (mudirun) : Direktur
ﻋﻣﻳﺩ (`amidun) : Dekan
ﻜﺗﺎﺐ (Kitabun) : Buku
ﻤﻌﻣﻝ (ma`malun) : Laboratorium
ﻄﺎﻠﺏ (tholibun) : Mahasiswa

Silahkan anda hafalkan 6 kosakata diatas sebelum melanjutkan pelajaran!

6 isim yang baru saja anda hafal diatas berjenis laki-laki, karena tidak diakhiri dengan huruf ta’ marbutoh (ﺓ).

Itu tadi adalah pembagian isim apabila dilihat dari sudut pandang jenisnya. Jika diilihat dari sisi jumlahnya, maka isim di bagi menjadi 3 macam, yaitu:

1. Isim Tunggal. Yaitu isim yang menunjukan jumlah satu. Semua isim yang telah anda hafalkan selama ini adalah isim yang menunjukan jumlah satu.

2. Isim Dual. Yaitu isim yang menunjukan jumlah dua. Yang dimaksud dengan jumlah dua disini adalah bahwa isim tersebut berarti dua buah. Adapun rumus untuk mengubah isim tunggal menjadi isim dual adalah dengan menyambung isim tersebut dengan huruf ﺍﻦatau dengan ﻴﻥ.

Supaya lebih mudah difahami, kita ambil kata ﺮﺠﻝ sebagai contoh,

Kata ﺮﺠﻝ apabila anda terjemahkan kedalam Bahasa Indonesia artinya adalah: meja. Hanya satu laki-laki! Bukan dua laki-laki atau tiga laki-laki. Dengan kata ﺮﺠﻝ adalah isim tunggal. Jika anda ingin mengubah kata ﺮﺠﻝ menjadi isim dual sehingga berarti: dua laki-laki, maka anda hanya tinggal menyambungnya dengan huruf ﺍﻦatau ﻴﻥ sehingga menjadi ﺮﺠﻼﻦ (rojulani) atau ﺮﺠﻟﻳﻥ (rojulaini). Keduanya memiliki arti yang sama. Dengan demikian ﺮﺠﻼﻦ atau ﺮﺠﻟﻳﻥ adalah isim dual.

Satu lagi, kita ambil kata ﻤﺩﺭﺱ (mudarrisun)sebagai contoh,

ﻤﺩﺭﺱ apabila anda terjemahkan kedalam Bahasa Indonesia berarti: guru. satu guru! Bukan dua orang guru atau guru-guru! Untuk menjadikan kata ﻤﺩﺭﺱ berarti: dua orang guru, maka anda hanya tinggal menyambungnya dengan ﺍﻦatau ﻴﻥ sehingga menjadi ﻤﺩﺭﺴﺎﻥ (mudarrisani) atau ﻤﺩﺮﺴﻳﻥ (mudarrisaini).

Jadi, isim tunggal dapat diubah menjadi isim dual dengan 2 cara diatas. Anda boleh memilih menggunakan cara yang mana. Walaupun sebenarnya 2 cara yang tersebut diatas mewakili dua keadaan yang berbeda. Namun, untuk saat ini yang terpenting adalah anda memahami cara mengubah sebuah isim dari bentuk tunggal menjadi dual. Prinsipnya, semua isim yang telah anda hafalkan selama ini, atau yang akan anda hafalkan nanti semuanya adalah isim tunggal. Dan apabila anda ingin mengubahnya menjadi isim dual, anda bisa menggunakan salah satu dari dua cara diatas.

3. Isim Jamak. Yaitu kata plural atau isim yang menunjukan jumlah banyak. Dalam bahasa Indonesia ataupun bahasa Inggris, sesuatu disebut banyak apabila berjumlah dua atau lebih dari dua. Namun, dalam kaedah bahasa Arab yang dimaksud dengan jumlah banyak adalah jumlah dari 3 ke atas. Adapun cara untuk mengubah isim tunggal menjadi isim jamak dapat melalui beberapa cara yang akan kita bahas pada bab tersendiri.

(sumber: http://fahrihidayat.blogspot.com)