#

Rabu, 16 Desember 2009

SEKUNTUM MAWAR DI INDIA


Oleh:
Fahri Hidayat

Gemilang cahaya islam memancar luas ke seantero dunia. Bukan hanya di jazirah Arab saja eksistensi islam di akui, namun merata di negeri-negeri non arab lainnya seperti Baghdad, Damaskus, Mesir, Maroko, Tunisia, Spanyol, Constantinopel, India, Indonesia, dan negeri-negeri lainnya yang menyebar di Asia, Eropa, dan Afrika. Bahkan dalam perkembnagannya Islam juga sudah masuk ke Amerika dan Australia, walaupun belum pernah menjelma menjadi sebuah institusi pemerintahan islam yang berdiri sendiri seperti di 3 benua yang lain. Ini di sebabkan mungkin karena pada saat kekuatan islam mencapai puncak kejayaannya, dua benua ini belum banyak dikenal orang.

Cahaya islam pernah terpancar luas dari jazirah Arabia pada masa Khalifah yang empat, dimana kota Madinah dijadikan sebagai pusat pemerintahannya. Ini adalah fase awal pemerintahan islam paska kenabian yang dipimpin oleh para sahabat yang telah dibina langsung oleh Nabi. Di Bagdad. Kemegahan islam menjadi semarak pada zaman Dinasti Abbasiyah. Di Siria yang dulunya merupakan wilayah Bizantin cahaya ini masih tetap bersinar di bawah pimpinan Dinasti Umawiyah I di Damaskus. Di Spanyol, negeri yang oleh orang barat dijuluki sebagai “sepotong surga di Eropa” inipun turut menyemarakkan kemegahan islam dan keindahannya. Pondasi Islam di negeri ini telah di letakkan oleh Khalifah dari Dinasti Umawiyah I, yang kemudian terus dilanjutkan hingga masa Kerajaan Nasriyah di Granada. Demikian juga di Eropa Timur, bintang islam bersinar dari sebuah kota yang bersejarah, yaitu konstantinopel. Kota yang dibangun pada abad 4 M oleh Kaisar Constantin I ini selama berabad-abad menjadi kota pertahanan bangsa Romawi. Namun, setelah berhasil ditaklukan pada abag 15 M oleh kaum muslimin, kota yang dulu merupakan basis Kristen ini justru menjadi benteng pioneer dalam menyebarkan dakwah islam.


India merupakan sebuah Negeri yang ikut meramaikan kejayaan islam pada abad pertengahan. Sebenarnya, perhatian untuk menjadikan India menjadi bagian dari wilayah islam sudah ada sejak masa Khalifah yang empat . pada paruh pertama pemerintahan Khalifah Usman bin Affan, telah dikirim seorang utusan untuk meninjau dan meneliti keadaan negeri India. Utusan tersebut bernama Hakim bin Jabalah yang atas perintah Gubernur Irak yang saat itu di jabat oleh Abdulloh bin Amir. Namun meskipun demikian, eksistensi Islam di India sebagai sebuah Kerajaan yang berdaulat secara dan diakui sebagai kekuatan dunia baru terwujud pada abad pertengahan dengan berdirinya Kerajaan Mongol Islam.

Kerajaan ini di bangun oleh keturunan Jengis Khan, bangsa Mongol yang terkenal sebagai penyembah matahari yang sangat kejam. Setelah mereka masuk islam, dengan berapi-api mereka membuka negeri-negeri baru dan mendirikan pemerintahan islam disana. Salah satu keturunan itu bernama Baber. Baber berarti “Si Macan”. Pada tahun 1525 M dengan membawa 13.000 pasukan baber memasuki India untik menaklukannya. Pertama kali Ia menembus pertahanan kota Punjab dengan sangat mudah. Hal ini sangat wajar, karena teknologi perang saat itu masih primitive, sedangkan Baber menggunakan meriam yang merupakan senjata perang paling modern saat itu. Meriam memang masih belum banyak di kenal oleh orang, terutama di India. Hindustan pada masa itu dipimpin oleh Imarot-imarot Islam dan Maharaja hindu yang berdiri sendiri-sendiri.

Pada tanggal 21 April 1526 terjadilah perang besar antara Baber dengan penguasa Delhi. Yaitu seorang Raja dari Dinasti Lodi. Kekuatan tentara Delhi terbilang sangat besar. Terdiri dari 100.000 personil ditambah dengan 1000 pasukan bergajah. Raja menyusun formasi dan strategi secermat mungkin untuk mempertahankan Delhi dari serangan Baber. Namun sekali lagi, kekuatan yang sedemikian dahsyatnya itupun tidak kuasa menahan gempuran meriam-meriam pasukan Baber. Dengan kemenangan yang gemilang ini Baber mendeklarasikan diri sebagai Sultan Hindustan yang luas. Inilah awal berdirinya Kerajaan Mongol Islam di India yang sempat muncul sebagai salah satu kekuatan di dunia.

Kerajaan Mongolini mencapai puncak keemasannya di bawah dua Sultan besar yang sangat legendaries, yaitu Sultan Akbar Khan dan Sultan Aurangzeb. Pada masa Sultan Akbar, rakyat India yang sangat majemuk itu berhasil disatukan. Mayoritas penduduk India adalah pemeluk hindu. Selain itu ada juga kelompok minoritas pemeluk majusi dan nasrani. Sedangkan Islam walaupun juga terbilang minoritas, namun di negeri Ini mereka yang memegang kendali politik.

Sultan Akbar dikenal sebagai Sultan yang sanagt bijaksana oleh rakyat India ataupun para sejarawan barat. Terlepas dari kontroversi tentang apa sebenarnya keyakinan beliau dalam beragama, namun persatuan antar umat beragama saat itu benar-benar dapat terwujud.

Pada masanya di mulailah pengaturan administrasi pemerintahan yang demikian teratur. Sehingga Inggris sendiri satu setengah abad setelahnya saat menaklukan India tetap meneruskan administrasi Sultan Akbar. Ia memimpin India selama 50 tahun lamanya. Selama itulah dia membawa India pada zaman keemasan ilmu pengetahuan dan peradaban. Pada saat itu di dunia ini ada 3 kerajaan besar yang menjadi super power, yaitu Kesultanan Turki Usmani di Istanbul, Kerajaan Safawi di Persia, dan Kerajaan Mongol di India. Ketiganya adalah kerajaan islam walaupun berbeda madzhab. Kesultanan Turki Usmani menjadikan madzhab sunni sebagai madzhab resmi kerajaan. Sedangkan Kerajaan Safawi bermadzhab syi`ah. Kerajaan ini di nilai sebagai fondasi lahirnya Iran Modern yang juga menjadikan syi`ah sebagai agama resmi Negara. Adapun untukl kerajaan Mongol memang tidak terlihat corak khas dalam bermadzhab. Namun lebih mendekati sunni.

Zaman keemasan Kerajaan Mongol masih terus di lanjutkan oleh Sultan Aurangzeb. Ia bahkan berhasil meluaskan wilayahnya dari Kabul Afganistan hingga Arakan, India bagian selatan. Aurangzeb berusaha keras untuk memberikan corak Islam di India. Sehingga India pada masa itu memang sangat identik dengan Islam, walaupun sebenarnya mayoritas penduduknya adalah pemeluk Hindu.

Salah satu peninggalan Kerajaan Mongol Islam yang masih dapat kita saksikan saat ini adalah Istana Taj Mahal. Istana megah ini di bangun oleh Syah Jehan sebagai hadiah untuk permaisurinya. Jika dilihat dari seni dan arsitekturnya, Taj Mahal adalah bukti dari kemajuan seni pada masa India Islam. Karena memang pada masa itu, setiap negeri kaum muslimin hamper dapat dipastikan merupakan negara yang maju.

Inilah sekuntum mawar yang pernah tumbuh dan mekar di taman India. Sekuntum mawar yang melengkapi keindahan mawar-mawar lain di taman kehidupan ini. Sekuntum mawar yang indah, namun jika dirusak Ia akan menampakkan durinya yang tajam. Inilah islam, agama perdamaian yang cinta damai. Namun mendadak menjadi keras jika Ia di musuhi. Wallohu A`lam bis Shawab. (Sumber: http://fahrihidayat.blogspot.com)