Ketika anda memainkan sebuah game di komputer yang belum pernah anda mainkan sama sekali, tentu anda akan mengalami kesulitan untuk memainkannya. setidaknya, kesulitan itu di sebabkan oleh dua hal, yang pertama adalah karena game baru itu masih belum anda kenal, dan yang kedua adalah tingkat kesulitan pada permainan itu sendiri.
Namun ketika anda memberanikan diri untuk mencoba game tersebut, maka anda akan mengenal sedikit demi sedikit tentang seluk beluk game itu, mulai dari apa sebenarnya visi yang harus di capai dalam game tersebut hingga apa saja rintangan-rintangan yang ada. Untuk pertama kali, anda mungkin akan merasa kesulitan dalam menghadapi rintangan-rintangan yang ada. Namun ketika anda memutuskan untuk terus mencoba, pada akhirnya anda pasti akan berhasil lolos dan naik ke level berikutnya. ketika anda sudah berhasil mencapai level 2, maka level 1 yang tadinya anda anggap sulit pun menjadi terasa mudah. ketika anda sudah berhasil mencapai level 3, maka kesulitan di level 2 menjadi lebih mudah anda atasi.
Sang pembuat game tidak mungkin memprogram sebuah permainan yang tidak dapat di selesaikan. Artinya, rintangan-rintangan yang ada pada sebuah game tidak mungkin tidak dapat di lalui. karena Programer yang menciptakan game tersebut tentu sudah merancang rintangan-rintangan yang pada akhirnya pasti dapat di pecahkan oleh para pemain game.
Game yang biasa anda mainkan tersebut pada hakekatnya adalah miniatur dari sebuah kehidupan. Manusia di ciptakan dengan sebuah visi. Visi manusia adalah untuk mencari ridho Alloh. Ini adalah visi agung yang di sandarkan kepada sesuatu yang abadi. untuk merealisasikan visi tersebut manusia harus melakukan ibadah. karena ibadah adalah esensi dari kehidupan. Ibadah disini tentu harus kita artikan seluas-luasnya. bukan dalam arti ritual saja. Namun mencakup segala kebaikan yang bersifat global. Seorang ilmuan yang menghabiskan usianya untuk menemukan hal-hal baru yang nantinya akan bermanfaat bagi umat manusia, apabila itu di niatkan untuk mencari ridho Alloh, maka itu adalah ibadah. seorang guru yang mengajar di sekolah sepanjang hari, apabila itu di niatkan untuk mencari ridho Alloh, maka itu adalah ibadah. seorang suami yang bekerja siang malam untuk mencari nafkah untuk keluarganya, apabila di niatkan untuk mencari ridho Alloh, maka itu adalah ibadah. Prinsipnya, semua kebaikan yang kita lakukan yang kita niatkan untuk mencari ridho Alloh, semuanya akan di nilai sebagai ibadah.
Untuk merelisasikan visi dan misi itu manusia harus berjuang dan bekerja keras. Kesulitan yang menghadang kita di tengah perjalanan, sebenarnya adalah kail dari Alloh untuk memancing kita supaya bergerak mencapai level kehidupan yang lebih baik. kesulitan membuat kita menjadi belajar. Tidak ada kesulitan yang tidak bermuara. Dan Alloh menjamin dua kemudahan setelah satu kesulitan.
Seorang penyair terkemuka abad pertengahan Abu Thoyyib Al-Mutanabbi pernah berkata: “ Andai bukan karena kesulitan, niscaya semua orang akan menjadi orang besar”. Artinya, yang membedakan seseorang dengan orang lain sebenarnya adalah keberanian untuk menghadapi kesulitan. Kesulitan adalah media untuk mendapatkan pengalaman baru.
Andai bukan karena kesulitan, niscaya bola lampu tidak akan pernah di temukan oleh Thomas Alfa Edison. Dalam percobaannya, ia bahkan mengalami kegagalan 10000 kali sebelum akhirnya berhasil menemukan bola lampu. bayangkan jika dalam percobaannya yang ke 999 dia sudah menyerah, tentu bola lampu tak akan ia temukan.
Alloh yang menciptakan alam semesta ini tidak mungkin membiarkan hamba-hambanya mengarungi kehidupan tanpa ujian dan kesulitan. Namun Alloh juga tidak mungkin memberikan ujian kepada manusia melebihi kapasitasnya. Artinya, setiap kesulitan yang kita hadapai adalah apa yang pasti dapat kita atasi. Ketika kita memutuskan untuk menyelesaikan masalah, tentu akan ada pengalaman baru yang kita dapatkan. pengalaman-pengalaman itulah yang pada akhirnya mematangkan kejiwaan kita.
Maka, ketika kita memutuskan untuk hidup, berarti kita harus siap untuk berjuang. Dan ketika kita memutuskan untuk berjuang, maka kesulitan, aral, dan duri yang menghadang adalah sebuah keniscayaan. Hidup ini bukan tidak berujung dan bukan tidak bertujuan. maka jadikanlah hidup kita bermakna. Wallohu A`lam.
(sumber: http://fahrihidayat.blogspot.com)
Senin, 03 Mei 2010
MENDAKI TANGGA KEHIDUPAN
19.05.00
Fahri Hidayat