Memberi teladan adalah hal yang sangat mudah, apalagi bagi seorang guru yang sudah lama terjun dalam dunia pendidikan. Bahkan, semua guru pasti selalu memberikan teladan yang baik bagi para siswanya. Jika ada seorang murid yang terlambat masuk kelas misalnya, Sang Guru tentu akan dengan mudah mengingatkan: “terlambat itu merupakan kebiasaan yang tidak baik, lain kali jangan di ulangi lagi ya..”. Dalam kasus ini, teladan yang diberikan adalah disiplin dan tidak terlambat. Sekali lagi, memberi teladan memang mudah. Semudah lisan untuk mengucapkannya.
Seharusnya seorang guru tidak cukup dengan hanya memberi teladan, namun juga harus bisa menjadi teladan. Sebagai contoh, ketika seorang guru melarang siswanya untuk terlambat masuk kelas, maka guru harus bisa menjamin bahwa dirinya juga mematuhi larangan yang dibuatnya sendiri. Walaupun seandainya guru terlambat, siswa tidak mungkin berani untuk menegur, namun ketidaksesuaian antara ucapan dengan perbuatan yang dilakukan oleh guru pasti akan teramati oleh siswa. Jika hal ini terjadi, maka ketaatan siswa kepada gurunya hanya sebatas formalitas saja, tidak sampai pada internalisasi nilai. Karena transfer nilai itu tidak bisa hanya sekedar disampaikan dengan teori, namun juga harus dengan teladan.
Jika suatu hari anda sedang menanak nasi, dan anak anda merengek-rengek karena ingin cepat-cepat makan. Kemudian tiba-tiba anda kesal dan berteriak “kamu sabar sedikit bisa nggak, sih!”. Dalam kondisi seperti ini, siapa yang sebenarnya tidak sabar? Anak anda, atau justru anda sendiri? Atau, mungkin anda dan anak anda sama-sama tidak sabar? Bukankah sangat lucu jika anda menyuruh anak anda untuk bersabar dengan cara menunjukan ketidaksabaran anda sendiri?
Menjadi guru teladan adalah bagaimana supaya prinsip, semangat, dan perilakunya dapat dicontoh oleh siswanya. Bukan hanya sekedar memberikan contoh, namun menjadi contoh. Bukan hanya sekedar memotivasi siswa agar berprestasi, namun seorang guru teladan juga harus berprestasi, sehingga tanpa kata-katapun sikap dan perilaku guru akan menjadi motivasi untuk muridnya. (sumber: http://fahrihidayat.blogspot.com)