#

Sabtu, 28 Agustus 2010

PERADABAN UNGGUL BANGSA JAHILIYAH



Oleh: Fahri Hidayat

Kata jahiliyah secara etimologis sering di terjemahkan dengan kebodohan. Ini memang terjemahan yang benar. Namun, kita sering terjebak dengan istilah ini. Ketika sebuah masyarakat di sifati dengan sifat jahiliyah, fikiran kita sesaat setelah mendengarnya biasanya terbayang tentang sebuah bangsa yang penduduknya dungu, bodoh, kuno, terbelakang, lingkungannya kumuh, dan peradabannya rendah. Benarkah pemahaman seperti ini?

Masyarakat Arab sebelum datangnya Islam memang disebut sebagai masyarakat jahiliyah. Namun, ternyata mereka bukan masyarakat yang bodoh dan dungu secara intelektual. Buktinya, mereka pada masa itu memiliki kepandaian dalam merangkai puisi dan syair syair yang sangat indah. Banyak diantara mereka yang menjadi pujangga ternama, sastrawan besar, dan penyair yang cendekia. Bahkan mereka sangat menjunjung tinggi sastra. Para penyair dan pujangga memiliki kedudukan yang tinggi di tengah masyarakat Arab.

Hal ini mengisyaratkan kepada kita, bahwa jahiliyah bukan berarti kebodohan secara intelektual. Namun lebih mengarah kepada kebobrokan moral dan akidah. Masyarakat Arab pada masa itu adalah para penyembah berhala, suka memerangi satu sama lain, dan bahkan memiliki budaya membunuh setiap bayi perempuan, karena memiliki anak perempuan pada saat itu dianggap sebagai sesuatu yang memalukan. Inilah yang membuat mereka disebut sebagai masyarakat jahiliyah. Kemudian islam datang dengan membawa kedamaian.

Didalam Al quran, ketika Alloh menyifati sebuah kaum dengan sifat jahiliyah, ternyata banyak diantaranya adalah masyarakat yang berperadaban maju. Sejarah tentang kaum kaum Ad dan kaum Tsamud membuktikan hal ini.

Kaum Tsamud adalah kaum yang hidup pada masa Nabi Shalih. Menurut taksiran sejarah mereka hidup pada tahun 2100 SM. Mereka memiliki lokasi tempat tinggal yang strategis karena berada pada jalur perniagaan. Kaum Tsamud di kenal dengan kepandaiannya memahat pegunungan dan mengukirnya dengan indah serta menjadikannya sebagai rumah tempat tinggal mereka. Mereka membangun istana istana indah dengan arsitektur dan seni rupa yang luar biasa. Peradaban mereka terbilang sangat unggul untuk ukuran pada zaman itu. Namun mereka menolak kebenaran yang dibawa oleh Nabi Shalih. Mereka mendustakannya. Dan Alloh pun menyifati mereka dengan label jahiliyah.

Jadi, jahiliyah tidak hanya di batasi oleh zaman, tempat, atau komunitas bangsa tertentu. Jahiliyah adalah persepsi dan pola sikap. Kapanpun dan dimanapun ketika ada pola pola jahiliyah seperti kebobrokan moral, penyelewengan akidah, ataupun penistaan terhadap agama, maka itulah jahiliyah. Walaupun memiliki peradaban yang maju dan kecanggihan teknologi yang unggul, namun jika pola pola jahiliyah tersebut ada pada masyarakat itu, maka itulah masyarakat jahiliyah. (sumber: http://fahrihidayat.blogspot.com)