#

Minggu, 21 November 2010

MENJADI BAGIAN PERADABAN


Oleh: Fahri Hidayat

Pada hakekatnya eksistensi manusia diakui bukan karena ada wujudnya secara fisik sebagai sosok manusia. Namun karena karya-karyanya yang memberikan kontribusi pada masyarakatnya. Manusia yang tidak memiliki karya apapun hanya akan memiliki usia sebatas usianya di dunia. Sedangkan manusia yang mampu menghasilkan karya besar, namanya akan selalu menghiasi dunia walau dirinya telah tiada.

Orang pada zaman ini banyak mempelajari dan menikmati karya-karya para tokoh zaman dulu seperti Aristoteles, Tsailun, Plato, Ibnu Katsir, Qurthubi, Ibnu Sina, dan nama-nama besar lainnya seakan-akan mereka masih hidup diantara kita. Padahal mereka sudah meninggal ratusan atau bahkan ribuan tahun yang lalu. Itu karna mereka meninggalkan dunia dengan mewariskan sebuah karya. Karya itulah yang membuat mereka abadi.

Membangun peradaban adalah membangun sebuah budaya, yaitu perilaku kolektif dalam sebuah masyarakat. Dimana asas dari peradaban adalah pemikiran. Maka, sumbangan-sumbangan yang kita berikan kepada masyarakat berupa gagasan, perilaku, dan karya adalah sumbangan yang kita berikan untuk peradaban di masa yang akan datang.

Sebagai contoh, pada tahun 70-an wanita muslimah belum banyak yang memakai jilbab. Bahkan wanita yang memakai jilbab pada masa itu tergolong orang-orang asing. Terkadang mereka tersingkir dari kehidupan sosial. Namun mereka tetap konsisten dengan sikap mereka. Sikap konsisten untuk tetap berjilbab itu, disadari ataupun tidak, adalah sumbangan untuk peradaban di masa datang. Secara perlahan tapi pasti, jumlah wanita yang berjilbab bertambah. Dan pada akhirnya memakai jilbab menjadi sebuah budaya, karena di laksanakan secara kolektif oleh banyak orang. Hari ini kita bahkan menyaksikan jilbab sudah menjadi bagian dari peradaban kita. Seandainya para wanita yang berjilbab pada tahun 70-an itu tidak tegar dan tidak konsisten dalam berjilbab, barangkali hari ini jilbab masih asing di masyarakat kita.

Untuk itu, membangun peradaban dapat kita mulai dari diri kita sendiri. Dimulai dari membangun asas pemikiran (ilmu). Kemudian mengimplemantasikan pemikiran tersebut menjadi perilaku (amal). Keterpaduan antara pemikiran (ilmu) dan perilaku (amal) itu pada akhirnya akan menghasilkan sebuah karya.
(sumber: http://fahrihidayat.blogspot.com)