Mari kita belajar dari filosofi pelangi: indah dipandang karena adanya perpaduan warna yang sangat harmonis, dan selalu muncul tatkala matahari bersinar saat hujan turun. Pelangi tampak begitu menawan karena tidak hanya terdiri dari satu warna, namun dari bermacam-macam warna. Jika kita diminta untuk memilih warna apa yang paling kita suka dari pelangi, mungkin jawabannya relatif: ada yang lebih suka warna merah, kuning, hijau, atau jingga. Namun, meskipun warna favorit kita berbeda-beda, kita tak dapat memungkiri sebuah fakta: bahwa pelangi tampak indah karena adanya kolaborasi dari semua warna itu, sehingga menghasilkan sebuah lukisan alam yang sangat indah! Jadi konteksnya bukanlah warna apa yang paling indah, tapi bagaimana warna-warna itu dapat berpadu dengan sangat cantik.
Sebagai manusia, kita tentu memiliki kelebihan dan kekurangan. Itu sangat manusiawi. Setiap orang –bagaimanapun hebatnya dia- pasti tetap memiliki sisi kekurangan. Terkadang, kekurangan itu menjadikan diri kita tampil tidak percaya diri saat berkumpul dengan orang-orang yang kita anggap hebat. Mengapa? Karena kita merasa kelebihan yang mereka miliki tidak ada pada diri kita, sehingga kita merasa minder.
Tapi marilah kita merenung sejenak. Ya, barangkali kelebihan mereka itu memang tak ada –atau lebih tepatnya belum ada- pada diri kita saat ini. Namun bukankah kita juga memiliki kelebihan yang tidak mereka miliki? Kita tentu akan tampak begitu dungu jika membandingkan kelebihan mereka dengan kekurangan kita. Maka, bandingkanlah kelebihan dengan kelebihan, bukan kelebihan dengan kekurangan! Dengan demikian kita akan menjadi sama-sama hebat.
Jika anda merasa unggul dalam bidang sejarah, namun lemah pada matematika, maka jangan bandingkan kelemahan anda itu dengan orang-orang yang pandai dalam ilmu matematika! Karena mereka yang pandai berhitung, belum tentu memahami sejarah. Jadi, konteksnya bukanlah siapa yang paling cerdas, bukan siapa yang paling hebat, bukan siapa yang paling pintar, namun bagaimana semua orang dengan keunggulannya masing-masing dapat saling bersinergi dan saling melengkapi. Itulah mengapa manusia disebut sebagai makhluk sosial. Karena dalam interaksi sosial itu, manusia pasti saling membutuhkan. Saling membutuhkan berarti saling memberikan apa yang kita miliki. Bayangkan jika apa yang manusia miliki adalah hal yang sama, maka tidak ada sesuatu yang bisa diberikan!
Jadilah seperti pelangi: indah karena berpadu dengan harmonis. Kehidupan akan menjadi indah jika masyarakatnya saling memadukan keunggulan masing-masing, dan saling melengkapi kekurangan masing-masing. Bukankah pelangi itu sempurna ketika ada merah, jingga, biru, kuning,hijau, nila, dan ungu? Maka kehidupan inipun sempurna jika ada ahli pemerintahan, Matematikawan, Biolog, kimiawan, Sejarawan, Psikolog, Budayawan, dan lain sebagainya yang semuanya berkolaborasi dengan harmonis untuk membangun sebuah peradaban yang cemerlang. (sumber: http://fahrihidayat.blogspot.com)