Ada dua orang pelaut yang hidup di dua daerah yang berlainan. Sebut saja pelaut A dan pelaut B. Pelaut A hidup di sebuah pantai yang tenang. Setiap hari ia menikmati hembusan angin laut yang menenangkan hatinya. Ketika melaut, ia tidak pernah mengalami kesulitan yang berarti. Karena air laut tempat ia biasa berlayar dengan perahunya itu sangat tenang, tak ada ombak yang besar dan tak ada angin yang menakutkan.
Disisi lain, pelaut B menjalani nasib yang berbeda dengan pelaut A. Setiap hari, pelaut B berlayar di tengah badai. Ombak yang menakutkan dan angin ribut yang mencekam menjadi teman akrabnya dalam mengais riskinya sebagai seorang pelaut. Setiap hari ia harus berjuang menghadapi semua rintangan itu. Jika tidak, ia tak akan mendapatkan riski untuk menafkahi keluarganya pada hari itu.
Jika kita ditanya, siapakah dari kedua pelaut itu yang lebih tangguh? Tentu kita akan sepakat menjawab: pelaut B jauh lebih tangguh. Mengapa? Karena ia selalu berhadapan dengan badai yang menghantam dan ombak yang bergelombang hebat. Rintangan-rintangan itu tak mungkin dapat dilalui, kecuali oleh seorang pelaut yang tangguh. Sedangkan pelaut A, yang terbiasa berlaut di air yang tenang, belum tentu bisa berlayar di laut yang bergelombang.
Ombak yang bergelombang, badai, dan angin ribut adalah kesulitan. Dan kesulitan biasanya dianggap sebagai sebuah masalah. Ternyata, masalah mendidik jiwa kita untuk menjadi lebih tangguh. Kesulitan bagaikan sebuah seleksi alam: yang tidak berani menghadapi, pasti tertinggal. Dengan kata lain, ternyata kita membutuhkan masalah untuk menjadi lebih baik.
Jika anda mengidolakan seorang tokoh besar yang sukses, maka jangan anda lihat pada hasil akhir takdir orang itu sebagai orang sukses. Namun lihatlah pada bagaimana prosesnya, sehingga ia menjadi sukses. Karena kesulitan yang kita hadapi, akan selalu berjalan beriringan dengan besarnya kesuksesan yang kita terima. Menjadi orang besar memang banyak nikmatnya: sering disanjung, banyak riskinya, banyak orang yang mendoakannya, memiliki pengaruh yang kuat pada masyarakatnya, dan luas relasinya. Namun orang besar juga menjadi orang yang paling sering menghadapi masalah: sering dijatuhkan oleh lawan politiknya, sering difitnah dan dicaci maki, serta sering mendapat tekanan baik psikhis maupun tekanan fisik. Maka, jika anda ingin menjadi seorang pribadi yang tangguh, bersahabatlah selalu masalah! Jangan terlalu lama menikmati air laut yang tenang, karena sesuatu yang tenang itu sesungguhnya akan membuat anda terlena. (sumber: http://fahrihidayat.blogspot.com)
* Artikel ini sekaligus sebagai jawaban dari pertanyaan Sdr Neyla Losiana Dewi via SMS