Pada suatu hari ada seorang murid yang mendatangi gurunya. Sang murid berkeluh kesah kepada gurunya “Guru, aku sudah muak dengan hidupku. Aku sering diolok-olok teman-temanku, bahkan aku sering difitnah dan dipojokkan. Aku merasa hidupku tak ada artinya lagi. Aku ingin bunuh diri saja, guru!”. Mendengar keluhan yang disampaikan oleh muridnya itu, Sang Guru tidak langsung menjawab. Ia mengambil secangkir gelas dan mengisi gelas tersebut dengan air. Kemudian Ia memasukkan satu sendok garam kedalam gelas yang sudah berisi air tersebut dan mengaduknya hingga garam benar-benar larut.
Sang Guru kemudian berkata “anakku, coba kamu cicipi air yang ada di gelas ini”. Sang muridpun kemudian mencicipinya. “bagaimana rasanya?” tanya Guru. “rasanya asin sekali guru” jawabnya. Sang Guru kemudian mengajak murid itu berjalan menuju sebuah telaga. Sesampainya di telaga, Sang guru memasukkan satu sendok garam kedalam telaga tersebut. Setelah garam benar-benar larut, Ia meminta muridnya untuk mencicipi air telaga tersebut. Sang muridpun mengikuti perintah gurunya. “bagaimana rasanya?” tanya guru. “rasanya segar sekali guru..” jawab muridnya.
Kemudian dengan bijak Sang Guru berkata “duhai anakku, mengapa air yang digelas tadi asin dan air telaga ini tetap segar, Padahal keduanya sama-sama dicampur dengan satu sendok garam? Ketahuilah, air itu ibarat hatimu. Apabila hatimu itu sempit seperti gelas, maka satu sendok garam saja sudah cukup membuatnya asin. Namun jika hatimu seluas telaga, maka satu sendok garam itu tak akan berarti apapun! Dan air telaga tetap akan terasa segar walau dicampuri dengan satu sendok garam sekalipun. Karena telaga itu luas. Maka, jadikan hatimu seluas telaga nak!”
Cerita ini mengajarkan kepada kita bagaimana seharusnya melihat sebuah masalah. satu sendok garam pada cerita diatas ibarat sebuah problematika: konflik, kegagalan, kecewa, dan lain sebagainya. Ternyata semua tergantung pada bagaimana hati kita merespon masalah. jika hati kita seluas telaga, maka fikiran kita pun tetap akan jernih walau diterpa dengan masalah-masalah. sehingga, dengan fikiran yang jernih itu kita akan selalu keluar dari semua problematika hidup dengan prestasi kemenangan.(sumber: http://fahrihidayat.blogspot.com)