#

Senin, 27 Februari 2012

Memahami Pendidikan Sebagai Sebuah Proses

Sebagai seorang guru, kita tentu sering dihadapkan dengan masalah kenakalan siswa siswi kita. Karakter dan kepribadian anak yang oleh guru dianggap sebagai sebuah kenakalan itu sebenarnya merupakan produk dari serangkaian proses yang begitu panjang. Untuk itu para guru dan pendidik harus bisa melihatnya dari sudut pandang yang lebih bijaksana.

Karakter dan kepribadian seseorang tidak mungkin terbentuk secara tiba-tiba, karena perlu waktu yang panjang untuk membentuk pribadi seseorang. Oleh karena itu, diperlukan sebuah proses tertentu untuk membangun sebuah kepribadian. Diantara hal yang mempengaruhi perkembangan kepribadian seseorang, disamping faktor genetik dan lingkungan, adalah paradigma kita tentang kehidupan. Sedangkan paradigma itu terbangun secara bertahap dari informasi-informasi yang diperoleh.

Ketika seorang anak tumbuh di lingkungan yang tidak baik, dimana setiap hari ia mendapatkan perlakuan yang kasar, mendengar kata-kata kotor, dan menyaksikan perilaku-perilaku yang negatif, maka ia akan tumbuh menjadi seseorang dengan kepribadian yang mencerminkan lingkungannya itu. Barangkali ia tidak pernah merasa bersalah dengan semua yang ia saksikan, karena baginya memang seperti itulah kehidupan.

Untuk itu, seorang guru harus memahami pendidikan sebagai sebuah proses. Karena untuk membentuk karakter dan kepribadian murid menjadi seperti yang diharapkan oleh guru tidak mungkin dapat dilakukan dengan spontanitas, apalagi latar belakang para murid sangat beragam. Dalam ajaran Islam, kita diperintahkan untuk mengajarkan kepada anak-anak kita shalat pada usia 7 tahun, kemudian kita diperbolehkan untuk memberikan hukuman, seperti memukulnya jika anak tidak mau melaksanakan shalat, pada usia anak menginjak 10 tahun. Artinya ada jenjang waktu dari proses mengajarkan sampai pada pemberian hukuman. Jenjang waktu itulah yang disebut dengan proses.
Inti dari tujuan pendidikan adalah mengubah karakter dan kepribadian siswa dari yang belum baik menjadi lebih baik. Dengan cara pandang ini, maka lembaga pendidikan sebenarnya adalah tempat untuk memproses peserta didik yang belum baik supaya menjadi baik. Hasil akhir dari proses itu adalah outputnya. Jadi, sudah menjadi tugas dan kewajiban seorang guru untuk membina, membimbing dan memproses para muridnya supaya menjadi lebih baik sesuai dengan yang diharapkan oleh guru dan sekolah.

Adapun proses dan sistematis yang dapat ditempuh seorang guru dalam mendidik dan membina adalah dengan memberikan keteladanan, kemudian membiasakan siswa dengan kegiatan-kegiatan positif, memberikan arahan dan nasehat-nasehat, mengadakan kontrol dan pengawasan, dan yang terakhir memberikan hukuman. Jadi, hukuman diberikan jika sudah melalui 4 proses sebelumnya.

*Fahri Hidayat, Guru dan Wakil Kepala Bidang Kurikulum Agama SMP-SMA Muhammadiyah Boarding School (MBS) Yogyakarta

* tulisan ini dimuat di koran Kedaulatan Rakyat.