Bayangkan saat anda sedang mengikuti upacara bendera, dimana anda dituntut untuk berdiri dengan sikap sempurna. Kemudian tanyakanlah pada diri anda: berapa lama kah anda mampu berdiri dengan sikap sempurna seperti itu? setelah anda menemukan jawabannya, sekarang bayangkanlah jika anda dalam posisi setengah berdiri. Anda tidak duduk, namun juga tidak berdiri. Anda hanya setengah berdiri. Bayangkan diri anda dalam posisi setengah berdiri seperti itu. kemudian tanyakan pada diri anda : berapa lamakah anda mampu bertahan dalam posisi setengah berdiri?
Barangkali anda mampu bediri tegak selama satu jam saat mengikuti upacara bendera. Namun mampukah anda dalam posisi setengah berdiri selama satu jam? Bukankah setengah berdiri itu akan lebih melelahkan dan lebih menyiksa, dibandingkan dengan ketika anda benar-benar berdiri? Ya, segala sesuatu yang dikerjakan setengah-setengah sebenarnya justru lebih banyak menguras energi dibandingkan dengan jika dikerjakan dengan sepenuh hati. Seperti contoh diatas, ternyata setengah berdiri jauh lebih melelahkan. Maka, kerjakan dengan sepenuh hati, atau tidak sama sekali!
Jika anda merasa berat dalam mengerjakan tugas-tugas kuliah atau tugas-tugas kantor, kemudian anda sering mengeluhkan keadaan tersebut, bukankah sebenarnya dengan mengeluh itu anda justru menambah berat beban hidup anda? Jika memiliki kesempatan untuk mengeluh, mengapa tidak digunakan kesempatan itu untuk memikirkan cara, strategi, dan jalan keluar?
Jadi, mengerjakan dengan maksimal saja belum cukup. Harus dilengkapi dengan keikhlasan. Ikhlas berarti mengerjakan sesuatu dengan sepenuh hati. Dengan demikian, energi yang kita keluarkan akan menjadi lebih efektif. (sumber: http://fahrihidayat.blogspot.com)