Dalam
sebuah kuliah saya bertanya kepada murid-murid saya: “mengapa di dunia ini ada
orang yang sukses, dan ada yang tidak sukses?” Diantara murid-murid saya
tersebut ada yang langsung menjawab dengan spontan “Sebab, orang yang sukses
mau bekerja keras, sedangkan orang yang tidak sukses tidak mau bekerja keras”. Jawaban ini dibenarkan oleh sebagian besar –untuk
tidak mengatakan semua- murid-murid saya dikelas. Hampir semua sepakat dengan
jawaban tadi. Memang, sekilas jawaban tersebut tampak benar. Untuk bisa meraih kesuksesan,
orang memang harus bekerja keras.
Saya
tidak menyalahkan jawaban murid-murid saya tersebut. Namun kemudian saya mengajak
mereka untuk berfikir: “kira-kira siapa yang lebih lelah dalam bekerja, dosen
yang kerjanya `hanya` meneliti dan mengajar di kelas, atau kuli bangunan yang
bekerja mengangkat batu dan semen di bawah terik matahari?” Murid-murid saya mendadak terdiam. Mereka
tampak sedang berpikir. Kemudian salah satu dari mereka ada yang menjawab “tentu
kuli bangunan jauh lebih capek dari dosen pak!” katanya. Saya mengangguk
tersenyum. “Ya, pekerjaan kuli bangunan jelas lebih melelahkan dari dosen.
Namun pada kenyataannya kehidupan para dosen jauh lebih baik dari kuli
bangunan. Dosen punya rumah dan mobil yang bagus, sedangkan kuli bangunan pada
umumnya hanya bekerja untuk sekedar menyambung hidup. Padahal pekerjaan mereka
jauh lebih melelahkan dari dosen!”
Artinya,
untuk menjadi sukses ternyata tidak cukup dengan bekerja keras. Ada faktor lain
yang turut menentukan kesuksesan seseorang di samping kerja keras, yaitu memiliki
obsesi. Obsesi adalah tujuan yang ingin diraih. Sebagian besar orang tidak
meraih kesuksesan bukan karena mereka kurang bekerja keras. Mereka mungkin
sudah bekerja keras, namun ternyata mereka belum memiliki tujuan yang jelas. Sehingga
mereka berjalan tanpa arah dan tujuan. Seperti kuli bangunan pada contoh tadi.
Menjadi kuli tentu bukan menjadi pilihan orang. Siapapun tidak pernah
bercita-cita menjadi kuli. Para kuli pun, jika ditanya apakah mereka bangga
menjadi kuli, tentu mereka menjawab tidak. Hanya saja jika ditanya apa yang
sebenarnya mereka inginkan, mereka tidak bisa menjawab. Ya, tidak bisa
menjawab. Sebab, dari awal memang mereka belum `sempat` merumuskan tujuan
hidupnya. Sehingga jalan hidup mereka hanya mengalir saja.
Untuk
itu, yang pertama kali harus dilakukan untuk meraih kesuksesan adalah
merumuskan tujuan dan target yang jelas. Jika tujuan sudah jelas, maka jalan
menuju tujuan tersebut akan menjadi jelas juga. Sebab, segala sesuatu pada
hakikatnya diciptakan dua kali. Penciptaan pertama adalah di alam imajinasi
kita. Dan penciptaan kedua adalah di ruang nyata. Segala sesuatu tentu diawali
dari niat. Niat dulu, baru amal. Obsesi dulu, baru kerja keras. Bukan
sebaliknya! Dan sangat kecil kemungkinan seseorang dapat meraih sebuah
kesuksesan yang tidak pernah direncanakannya. Tidak mungkin orang bisa menjadi dosen
jika tidak pernah merencanakan untuk menjadi dosen. Tidak mungkin orang bisa
menjadi dokter jika belum pernah merencanakan untuk menjadi dokter. Sebab,
untuk bisa menjadi dosen dan dokter seseorang harus melalui proses-proses
tertentu. Dan tentu hanya orang-orang yang sudah punya rencanalah yang mau
menjalani proses-proses tersebut. Maka, milikilah jiwa yang obsesif!
(sumber: http://fahrihidayat.blogspot.com)