#

Senin, 29 Juli 2013

Milikilah Jiwa yang Obsesif!

Dalam sebuah kuliah saya bertanya kepada murid-murid saya: “mengapa di dunia ini ada orang yang sukses, dan ada yang tidak sukses?” Diantara murid-murid saya tersebut ada yang langsung menjawab dengan spontan “Sebab, orang yang sukses mau bekerja keras, sedangkan orang yang tidak sukses tidak mau bekerja keras”.  Jawaban ini dibenarkan oleh sebagian besar –untuk tidak mengatakan semua- murid-murid saya dikelas. Hampir semua sepakat dengan jawaban tadi. Memang, sekilas jawaban tersebut tampak benar. Untuk bisa meraih kesuksesan, orang memang harus bekerja keras.
Saya tidak menyalahkan jawaban murid-murid saya tersebut. Namun kemudian saya mengajak mereka untuk berfikir: “kira-kira siapa yang lebih lelah dalam bekerja, dosen yang kerjanya `hanya` meneliti dan mengajar di kelas, atau kuli bangunan yang bekerja mengangkat batu dan semen di bawah terik matahari?”  Murid-murid saya mendadak terdiam. Mereka tampak sedang berpikir. Kemudian salah satu dari mereka ada yang menjawab “tentu kuli bangunan jauh lebih capek dari dosen pak!” katanya. Saya mengangguk tersenyum. “Ya, pekerjaan kuli bangunan jelas lebih melelahkan dari dosen. Namun pada kenyataannya kehidupan para dosen jauh lebih baik dari kuli bangunan. Dosen punya rumah dan mobil yang bagus, sedangkan kuli bangunan pada umumnya hanya bekerja untuk sekedar menyambung hidup. Padahal pekerjaan mereka jauh lebih melelahkan dari dosen!”
Artinya, untuk menjadi sukses ternyata tidak cukup dengan bekerja keras. Ada faktor lain yang turut menentukan kesuksesan seseorang di samping kerja keras, yaitu memiliki obsesi. Obsesi adalah tujuan yang ingin diraih. Sebagian besar orang tidak meraih kesuksesan bukan karena mereka kurang bekerja keras. Mereka mungkin sudah bekerja keras, namun ternyata mereka belum memiliki tujuan yang jelas. Sehingga mereka berjalan tanpa arah dan tujuan. Seperti kuli bangunan pada contoh tadi. Menjadi kuli tentu bukan menjadi pilihan orang. Siapapun tidak pernah bercita-cita menjadi kuli. Para kuli pun, jika ditanya apakah mereka bangga menjadi kuli, tentu mereka menjawab tidak. Hanya saja jika ditanya apa yang sebenarnya mereka inginkan, mereka tidak bisa menjawab. Ya, tidak bisa menjawab. Sebab, dari awal memang mereka belum `sempat` merumuskan tujuan hidupnya. Sehingga jalan hidup mereka hanya mengalir saja.
Untuk itu, yang pertama kali harus dilakukan untuk meraih kesuksesan adalah merumuskan tujuan dan target yang jelas. Jika tujuan sudah jelas, maka jalan menuju tujuan tersebut akan menjadi jelas juga. Sebab, segala sesuatu pada hakikatnya diciptakan dua kali. Penciptaan pertama adalah di alam imajinasi kita. Dan penciptaan kedua adalah di ruang nyata. Segala sesuatu tentu diawali dari niat. Niat dulu, baru amal. Obsesi dulu, baru kerja keras. Bukan sebaliknya! Dan sangat kecil kemungkinan seseorang dapat meraih sebuah kesuksesan yang tidak pernah direncanakannya. Tidak mungkin orang bisa menjadi dosen jika tidak pernah merencanakan untuk menjadi dosen. Tidak mungkin orang bisa menjadi dokter jika belum pernah merencanakan untuk menjadi dokter. Sebab, untuk bisa menjadi dosen dan dokter seseorang harus melalui proses-proses tertentu. Dan tentu hanya orang-orang yang sudah punya rencanalah yang mau menjalani proses-proses tersebut. Maka, milikilah jiwa yang obsesif!
 (sumber: http://fahrihidayat.blogspot.com)