“Sesungguhnya kesabaran adalah pada
benturan pertama”
(HR. Bukhari dan Muslim)
Memulai sesuatu yang
baru ibarat memutar roda yang berkarat. Di awal pasti terasa berat. Namun
ketika roda sudah berhasil diputar, kita tidak perlu mengeluarkan banyak energi
lagi untuk memutarnya kembali. Sama seperti ketika kita mendorong mobil yang
mogok. Pada dorongan pertama akan terasa berat karena kita baru mulai memberi
gaya untuk membuat roda mobil menggelinding. Ketika roda mobil sudah perlahan
menggelinding, maka dorongan berikutnya jauh lebih ringan.
Hukum “memutar roda”
tersebut berlaku untuk banyak hal dalam hidup kita. Seperti, ketika kita ingin
mencoba merutinkan lari pagi. Jika kita belum terbiasa lari pagi, membangkitkan
semangat untuk bangun di pagi hari ketika badan masih diselimuti kantuk adalah suatu
hal yang sulit. Pada titik awal yang
sulit inilah komitmen kita diuji. Apabila kita berhasil melawan rasa malas dan
membakar semangat kita untuk menembus dinginnya udara pagi, maka sesungguhnya
kita telah berhasil melewati ujian terberat itu. Pada hari-hari berikutnya,
perasaan berat untuk melakukan lari pagi akan semakin berkurang, dan pada
akhirnya mungkin lari pagi justru menjadi aktifitas rutin yang kita lakukan
dengan riang gembira.
Hal terberat dalam
melakukan sesuatu adalah pada saat kita baru memulai. Di situ lah terletak ujian kesabaran yang sesungguhnya. Sabar bukan
berarti pasrah dan pasif menerima apa adanya. Sabar adalah bertahan untuk tetap
menjaga semangat kerja dalam situasi sulit. Sabar adalah bertahan untuk tetap berkarya
di tengah situasi yang “menggoda” kita untuk putus asa dan berhenti berkarya. Orang yang sabar adalah orang
yang tetap menulis, meskipun rasa malas selalu menghantui, yang tetap mencoba
untuk terus bangkit, meski jatuh berkali-kali, yang tetap berjuang meraih mimpi-mimpi,
meski harus melewati padang pasir kegagalan.
Di dalam Al Quran surat
Al Ashr dikatakan bahwa semua manusia pasti merugi, kecuali jika melakukan
empat hal, yaitu beriman, berbuat baik, saling menasehati di dalam kebenaran,
dan saling menasehati di dalam kesabaran. Kata “kesabaran” di dalam surat
tersebut dihubungkan dengan iman, berbuat baik, dan kebenaran. Artinya, sabar
adalah konsistensi dalam beriman, yang berarti meyakini sepenuhnya bahwa
kekuasaan Allah jauh lebih besar dari masalah-masalah hidup yang seringkali
membuat kita putus asa dalam melakukan kebaikan-kebaikan.
Setiap orang memiliki
jatah gagal. Semakin sering kita mengalami gagal, semakin berkurang jatah gagal
kita. Orang-orang yang saat ini berada di puncak kesuksesan, dalam bidang apapun,
adalah mereka yang gigih memperjuangkan mimpi-mimpinya meskipun berkali-kali
menelan pahitnya kegagalan. Ketika kita ingin meneladani kesuksesan seseorang, jangan
lihat pada bagaimana mereka menjalani hidup ketika sudah sukses, tapi lihatlah
apa yang dilakukan orang tersebut pada masa-masa sulit dalam hidupnya. Ada satu
ungkapan menarik dalam pidato Anis Matta, mantan wakil Ketua DPR RI periode
2009-2013, pada saat dia mengutip ucapan Presiden Bosnia di tengah perang
melawan Serbia, “yang akan memenangkan pertempuran bukan yang paling banyak
membunuh lawan, tapi yang lama bertahan”. Artinya, keberhasilan bukan milik
orang yang kuat, tapi milik yang bersabar. ***
Kafe Obamb, 3 Agustus 2016